Advertisements
php

Belajar PHP #06 : Variabel & Tipe Data PHP

Anak Males – Kali ini kita akan membahas mengenai variabel dan tipe data yang ada di PHP. Seperti yang kita tau, variabel adalah suatu tanda di dalam sebuah program yang merepresentasikan nilai atau data tertentu.

Didalam contoh contoh kode program php sebelumnya, beberapa kali kita sudah menggunakan variabel dan tipe data.

Tapi kita kali ini akan membahas mengenai pengertian variabel, bagaimana cara menulis variabel di php, sampai dengan aturan aturannya ditambah juga tipe data yang ada di php.

Pengertian Variabel di PHP

Variabel dalam PHP adalah tempat untuk menyimpan nilai atau data, seperti teks atau angka, yang dapat digunakan dan diubah selama program berjalan.

Variabel di PHP dimulai dengan tanda dollar ($) dan diikuti dengan nama variabel, seperti $namaVariabel.

Contoh:

$nama = "Anak Males";
$partner = 30;

Dalam contoh di atas, kita membuat dua variabel, yaitu $nama dan $partner. Variabel $nama menyimpan nilai string “Anak Males” dan variabel $partner menyimpan nilai numerik 30.

Kita dapat menggunakan variabel-variabel ini di dalam program PHP, seperti menampilkan nilai variabel pada halaman web, melakukan operasi matematika, dan lain sebagainya.

Aturan Penulisan Variabel di PHP

Berikut adalah aturan penulisan variabel di PHP:

Nama variabel di PHP diawali dengan tanda dollar ($)

Point pertama pada aturan penulisan variabel di PHP menyatakan bahwa nama variabel diawali dengan tanda dollar ($), diikuti dengan huruf atau underscore (_), dan kemudian diikuti dengan huruf, angka, atau underscore.

  1. Nama variabel diawali dengan tanda dollar ($): Ini adalah aturan baku dalam penulisan variabel di PHP. Tanda dollar ($) mengindikasikan bahwa yang kita tulis adalah variabel, bukan nilai konstan atau fungsi.
  2. Diikuti dengan huruf atau underscore (): Setelah tanda dollar ($), nama variabel harus diawali dengan huruf atau underscore (). Variabel di PHP tidak boleh diawali dengan angka atau simbol lain, kecuali underscore (_).
  3. Kemudian diikuti dengan huruf, angka, atau underscore: Setelah huruf atau underscore pertama, kita bisa menggunakan huruf, angka, atau underscore untuk menuliskan nama variabel.

Contoh:

$nama = "Rina"; // nama variabel yang benar
$nama1 = "Rina"; // nama variabel yang benar
$1nama = "Rina"; // nama variabel yang salah, diawali dengan angka
$nama_lengkap = "Rina Fitri"; // nama variabel yang benar, diawali dengan underscore (_)
$nama&alamat = "Rina Fitri"; // nama variabel yang salah, mengandung simbol khusus (&)

Dalam penulisan nama variabel, sebaiknya gunakan huruf kecil saja dan hindari penggunaan huruf kapital. Hal ini akan memudahkan Anda dalam penulisan kode program dan membantu meminimalisir kesalahan penulisan variabel.

Nama variabel di PHP bersifat case-sensitive

Point kedua pada aturan penulisan variabel di PHP menyatakan bahwa nama variabel di PHP bersifat case-sensitive, artinya huruf besar dan kecil dianggap berbeda.

Variabel $nama berbeda dengan variabel $Nama atau $NAMA.

Artinya, jika Anda membuat variabel dengan nama $nama dan kemudian membuat variabel lain dengan nama $Nama, maka keduanya dianggap sebagai dua variabel yang berbeda.

Begitu pula jika Anda ingin memanggil variabel, pastikan penulisan huruf besar dan kecil sama persis dengan saat Anda mendeklarasikan variabel.

Contoh:

$nama = "John Doe";
echo $nama; // Output: John Doe

echo $Nama; // Output: Notice: Undefined variable: Nama in...

$umur = 30;
echo $umur; // Output: 30

echo $Umur; // Output: Notice: Undefined variable: Umur in...

Dalam contoh di atas, variabel $nama dan $umur dideklarasikan dan diberi nilai. Namun, ketika kita mencoba memanggil variabel $Nama dan $Umur dengan huruf besar, maka akan muncul pesan error “Undefined variable” karena variabel-variabel tersebut tidak dideklarasikan sebelumnya.

Hal ini menunjukkan bahwa PHP sangat memperhatikan penulisan huruf besar dan kecil dalam penulisan variabel.

Nama variabel tidak boleh sama dengan kata kunci atau fungsi built-in PHP

Point ketiga pada aturan penulisan variabel di PHP menyatakan bahwa nama variabel tidak boleh sama dengan kata kunci atau fungsi built-in PHP, seperti if, else, for, while, echo, print_r, strlen, dan lain sebagainya.

Kata kunci atau fungsi built-in PHP merupakan kata-kata yang sudah ditetapkan oleh bahasa pemrograman PHP untuk menjalankan fungsi tertentu.

Misalnya, if digunakan untuk mengeksekusi blok kode jika kondisi tertentu terpenuhi, echo digunakan untuk menampilkan teks ke layar, for dan while digunakan untuk melakukan perulangan, dan lain sebagainya.

Jika kita menggunakan nama variabel yang sama dengan kata kunci atau fungsi built-in PHP, maka PHP akan menganggap variabel tersebut sebagai kata kunci atau fungsi, bukan sebagai variabel yang kita buat.

Sebagai contoh, jika kita membuat variabel dengan nama echo, maka ketika kita mencoba untuk menampilkan nilai variabel tersebut menggunakan fungsi echo, maka PHP akan mengeluarkan error karena echo merupakan sebuah fungsi bawaan PHP.

Contoh:

$if = "Ini adalah contoh"; // nama variabel yang salah, menggunakan kata kunci if
echo $if; // Output: Parse error: syntax error, unexpected 'if' (T_IF)

$echo = "Ini adalah contoh"; // nama variabel yang salah, menggunakan fungsi echo
echo $echo; // Output: Fatal error: Cannot use echo language construct as function 

Dalam contoh di atas, variabel $if menggunakan kata kunci if dan variabel $echo menggunakan fungsi bawaan PHP echo, sehingga ketika kita mencoba memanggil variabel-variabel tersebut, maka akan muncul pesan error karena variabel-variabel tersebut tidak dapat didefinisikan sebagai variabel biasa.

Oleh karena itu, sebaiknya gunakan nama variabel yang unik dan mudah dimengerti agar tidak terjadi konflik dengan kata kunci atau fungsi built-in PHP.

Nama variabel sebaiknya deskriptif dan mudah dimengerti

Point keempat pada aturan penulisan variabel di PHP menyatakan bahwa nama variabel sebaiknya deskriptif dan mudah dimengerti.

Hal ini sangat penting agar program yang kita buat lebih mudah dibaca, dimengerti, dan dipelihara oleh programmer lain atau oleh diri sendiri di kemudian hari.

Sebagai contoh, jika kita ingin membuat sebuah variabel untuk menyimpan tanggal lahir seseorang, sebaiknya kita memberi nama variabel tersebut dengan nama yang jelas dan mudah dimengerti, misalnya $tanggal_lahir atau $tgl_lahir.

Ini akan memudahkan programmer lain atau kita sendiri untuk memahami kode dan tujuan dari variabel tersebut.

Contoh:

$tgl_lahir = "1990-03-01";
$umur = 32;

echo "Tanggal lahir: " . $tgl_lahir . "<br>";
echo "Umur: " . $umur . " tahun";

Dalam contoh di atas, variabel $tgl_lahir digunakan untuk menyimpan tanggal lahir seseorang, dan variabel $umur digunakan untuk menyimpan umur seseorang.

Dengan memberi nama variabel yang jelas dan mudah dimengerti, maka kode program menjadi lebih mudah dibaca dan dimengerti oleh programmer lain atau oleh kita sendiri di kemudian hari.

Dalam praktiknya, sebaiknya menghindari penggunaan singkatan atau huruf acak pada nama variabel, kecuali jika memang singkatan tersebut sudah dikenal secara umum atau sudah menjadi standar di dalam industri tertentu.

Selain itu, hindari juga menggunakan nama variabel yang terlalu panjang atau terlalu pendek. Sebaiknya, gunakan nama variabel yang cukup deskriptif, mudah dimengerti, dan cukup singkat untuk memudahkan pembacaan dan pemeliharaan kode.

Bagaimana Cara Menampilkan Variabel ?

Untuk menampilkan variabel pada PHP, kita bisa menggunakan fungsi echo atau print. Kedua fungsi ini berfungsi untuk menampilkan teks atau nilai variabel ke layar.

Berikut adalah contoh penggunaan fungsi echo dan print untuk menampilkan nilai variabel pada PHP:

$nama = "Joko";
$umur = 25;
echo "Halo, nama saya " . $nama . " dan saya berusia " . $umur . " tahun.";

print "<br>";

$harga = 10000;
print "Harga barang adalah: " . $harga;

Dalam contoh di atas, kita membuat dua variabel yaitu $nama dan $umur untuk menampung nilai nama dan umur seseorang, dan variabel $harga untuk menampung nilai harga barang.

Selanjutnya, kita menggunakan fungsi echo dan print untuk menampilkan nilai variabel tersebut ke layar.

Pada contoh pertama, kita menggunakan fungsi echo untuk menampilkan teks dan nilai variabel. Teks “Halo, nama saya ” dan “dan saya berusia” digabungkan dengan nilai variabel $nama dan $umur menggunakan operator konkatenasi (.).

Hasil outputnya adalah “Halo, nama saya Joko dan saya berusia 25 tahun.”

Pada contoh kedua, kita menggunakan fungsi print untuk menampilkan teks dan nilai variabel. Teks “Harga barang adalah: ” digabungkan dengan nilai variabel $harga menggunakan operator konkatenasi (.). Hasil outputnya adalah “Harga barang adalah: 10000”.

Perlu diingat bahwa kita bisa menampilkan lebih dari satu variabel dalam satu perintah echo atau print dengan menggunakan operator konkatenasi (.) untuk menggabungkan teks dan nilai variabel.

Selain itu, kita juga bisa menggunakan tanda kutip tunggal atau ganda untuk menampilkan teks atau string yang tidak mengandung variabel.

Pengertian Tipe Data di PHP

Tipe data pada PHP adalah jenis nilai yang dapat disimpan dalam variabel. PHP mendukung berbagai tipe data, termasuk tipe data dasar seperti integer, float, string, boolean, dan null, serta tipe data kompleks seperti array, object, dan resource.

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai beberapa tipe data pada PHP:

  1. Integer
  2. Float
  3. String
  4. Boolean
  5. Null
  6. Array
  7. Object
  8. Resource

Setiap tipe data pada PHP memiliki aturan dan fungsi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting bagi programmer PHP untuk memahami tipe data yang digunakan pada program yang dibuat.

Integer

Tipe data integer pada PHP adalah tipe data bilangan bulat tanpa titik desimal. Tipe data ini digunakan untuk menyimpan nilai bilangan bulat, baik positif maupun negatif. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui mengenai tipe data integer pada PHP:

1. Rentang nilai: Tipe data integer pada PHP memiliki rentang nilai tertentu, tergantung dari ukuran bit yang digunakan untuk menyimpan nilai tersebut.

Pada umumnya, rentang nilai untuk tipe data integer adalah sebagai berikut:

32-bit-2.147.483.648 hingga 2.147.483.647
64-bit-9.223.372.036.854.775.808 hingga 9.223.372.036.854.775.807

2. Penulisan: Untuk menuliskan nilai integer pada PHP, cukup tuliskan angka tanpa tanda koma atau titik desimal. Contoh: 10, -20, 1000, dan sebagainya.

3. Konversi tipe data: PHP secara otomatis akan mengkonversi tipe data jika diperlukan. Misalnya, jika kita melakukan operasi aritmatika antara integer dan float, maka PHP akan mengkonversi nilai integer ke float terlebih dahulu sebelum melakukan operasi tersebut.

4. Fungsi-fungsi terkait: PHP menyediakan beberapa fungsi terkait tipe data integer, seperti is_int() untuk memeriksa apakah suatu variabel bertipe data integer atau tidak, intval() untuk mengubah tipe data variabel menjadi integer, round() untuk membulatkan angka, dan sebagainya.

Pada dasarnya, tipe data integer pada PHP digunakan untuk menyimpan nilai bilangan bulat, baik untuk perhitungan matematis, pengaturan jumlah loop, penomoran, dan sebagainya.

Penting untuk diperhatikan rentang nilai yang tersedia untuk tipe data integer, karena jika nilai yang disimpan melebihi rentang tersebut maka nilai akan menjadi tidak valid atau error.

Float

Tipe data float pada PHP adalah tipe data bilangan riil atau bilangan pecahan dengan tanda desimal. Tipe data ini digunakan untuk menyimpan nilai numerik dengan presisi desimal. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui mengenai tipe data float pada PHP:

1. Penulisan: Untuk menuliskan nilai float pada PHP, gunakan tanda titik sebagai pemisah desimal. Contoh: 3.14, 0.001, -1.234, dan sebagainya.

2. Presisi: Tipe data float memiliki presisi terbatas, tergantung pada ukuran bit yang digunakan untuk menyimpan nilai tersebut.

Oleh karena itu, kadang-kadang terjadi ketidakakuratan dalam perhitungan aritmatika yang melibatkan tipe data float.

Untuk mengatasi hal ini, dapat digunakan fungsi-fungsi pembulatan, seperti round(), ceil(), atau floor().

3. Konversi tipe data: Seperti halnya tipe data integer, PHP juga secara otomatis akan mengkonversi tipe data jika diperlukan.

Misalnya, jika kita melakukan operasi aritmatika antara float dan integer, maka PHP akan mengkonversi nilai integer ke float terlebih dahulu sebelum melakukan operasi tersebut.

4. Fungsi-fungsi terkait: PHP menyediakan beberapa fungsi terkait tipe data float, seperti is_float() untuk memeriksa apakah suatu variabel bertipe data float atau tidak, floatval() untuk mengubah tipe data variabel menjadi float, dan sebagainya.

String

Tipe data string pada PHP adalah tipe data yang digunakan untuk menyimpan teks atau karakter.

Tipe data ini dapat berisi satu karakter atau lebih, termasuk karakter khusus seperti spasi, tanda baca, dan simbol-simbol lainnya. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui mengenai tipe data string pada PHP:

1. Penulisan: Untuk menuliskan nilai string pada PHP, gunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda. Contoh: 'Hello world!', "My name is John.", dan sebagainya.

2. Karakter khusus: Tipe data string pada PHP juga dapat berisi karakter khusus seperti \n untuk membuat baris baru, \t untuk membuat tab, dan sebagainya.

3. Konversi tipe data: PHP juga dapat mengkonversi tipe data ke string jika diperlukan. Misalnya, jika kita ingin menggabungkan nilai integer dengan teks dalam satu variabel, maka PHP akan secara otomatis mengkonversi nilai integer tersebut menjadi string.

4. Fungsi-fungsi terkait: PHP menyediakan banyak fungsi terkait tipe data string, seperti strlen() untuk menghitung jumlah karakter dalam string, substr() untuk mengambil sebagian karakter dari string, strpos() untuk mencari posisi sebuah karakter dalam string, dan sebagainya.

Boolean

Tipe data boolean pada PHP adalah tipe data yang hanya memiliki dua nilai, yaitu true atau false.

Tipe data ini digunakan untuk menyimpan nilai kebenaran dari suatu pernyataan atau kondisi. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui mengenai tipe data boolean pada PHP:

1. Nilai: Tipe data boolean hanya memiliki dua nilai, yaitu true dan false. Nilai true diartikan sebagai benar atau sesuai, sedangkan nilai false diartikan sebagai salah atau tidak sesuai.

truebenar atau sesuai
falsesalah atau tidak sesuai.

2. Penulisan: Untuk menuliskan nilai boolean pada PHP, gunakan kata kunci true atau false (tanpa tanda kutip). Contoh: true, false, dan sebagainya.

3. Konversi tipe data: PHP dapat secara otomatis mengkonversi tipe data ke boolean jika diperlukan.

Misalnya, jika kita menggunakan suatu nilai numerik atau string dalam sebuah kondisi, maka PHP akan mengkonversi nilai tersebut menjadi boolean.

Nilai false diberikan pada nilai yang kosong, nol, atau string kosong.

4. Fungsi-fungsi terkait: PHP menyediakan beberapa fungsi terkait tipe data boolean, seperti is_bool() untuk memeriksa apakah suatu variabel bertipe data boolean atau tidak, var_dump() untuk menampilkan nilai dan tipe data sebuah variabel, dan sebagainya.

Pada umumnya, tipe data boolean pada PHP digunakan untuk kondisi atau pernyataan yang hanya memiliki dua kemungkinan nilai, seperti kondisi dalam percabangan atau perulangan, validasi data input, atau operasi logika.

Dalam penggunaannya, tipe data boolean sering digabungkan dengan operator logika seperti && (dan), || (atau), atau ! (bukan) untuk menghasilkan nilai boolean yang sesuai dengan kondisi yang diberikan.

Null

Tipe data null pada PHP adalah tipe data yang digunakan untuk menyatakan bahwa suatu variabel tidak memiliki nilai atau kosong.

Tipe data ini dapat digunakan untuk membedakan antara variabel yang belum diberikan nilai dengan variabel yang memiliki nilai yang kosong.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui mengenai tipe data null pada PHP:

1. Nilai: Tipe data null hanya memiliki satu nilai, yaitu null. Nilai ini menyatakan bahwa suatu variabel tidak memiliki nilai atau kosong.

2. Penulisan: Untuk menuliskan nilai null pada PHP, gunakan kata kunci null (tanpa tanda kutip). Contoh: $x = null;, function test($value = null) { /*...*/ }, dan sebagainya.

3. Konversi tipe data: PHP dapat secara otomatis mengkonversi tipe data ke null jika diperlukan. Misalnya, jika kita menggunakan suatu variabel yang belum didefinisikan dalam sebuah kondisi, maka PHP akan memberikan nilai null pada variabel tersebut.

4. Fungsi-fungsi terkait: PHP tidak menyediakan banyak fungsi terkait tipe data null, karena tipe data ini hanya memiliki satu nilai yang sederhana. Namun, kita dapat menggunakan operator isset() untuk memeriksa apakah suatu variabel sudah didefinisikan atau belum.

Tipe data null pada PHP digunakan untuk membedakan antara variabel yang belum didefinisikan dengan variabel yang memiliki nilai kosong.

Tipe data null juga dapat digunakan sebagai nilai default pada suatu parameter fungsi atau sebagai nilai pengembalian pada suatu fungsi yang tidak menghasilkan nilai apapun. Kita dapat menggunakan operator == atau === untuk memeriksa apakah suatu nilai sama dengan null atau tidak.

Penutup

Karena udah kepanjangan, mungkin untuk array kita bahas dilain tutorial aja, kali ini kita cuma membahas variabel dan tipe data di dalam php aja. Jadi sampai jumpa di tutorial php berikutnya.

You may also like...

Popular Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *